TEMPO Interaktif, Tokyo-Wakil Presiden Boediono hari ini mengunjungi jaringan kereta bawah tanah Tokyo, Jepang. Kunjungan ini tidak lepas dari rencana Jakarta membuat rel bawah tanah antara Lebak Bulus sampai Dukuh Atas yang ditargetkan rampung empat tahun mendatang.
Posted by
exibiliti007
0
komentar
Tidak ada salahnya Boediono menyontek Tokyo, yang memiliki kereta bawah tanah sejak 1927. Dikenal dengan Tokyo Subway, kini jaringan itu merupakan sistem kereta bawah tanah kota terluas di Dunia. Selain berputar di tengah kota, relnya menghubungkan Tokyo Metropolis dengan daerah pinggiran dengan total panjang 328,8 kilometer.
Jalurnya ada 14, dengan operator gabungan swasta dan pemerintah daerah. Untuk memudahkan pengguna, tiap jalur memiliki warna kereta berbeda. Begitu juga stasiun, yang berjumlah 282, berbeda warna dan nomor.
Menurut data di situs Japan Visitor, saban hari tidak kurang dari 8,7 juta orang diangkut Tokyo Subway. Melebihi rata-rata penumpang London Tube di Inggris, jaringan kereta bawah tanah tertua, 3,4 juta orang per hari. Saking sibuknya sistem ini, kereta datang di tiap stasiun dalam waktu rata-rata lima menit. "Dan terkenal dengan ketepatan waktunya," tulis situs Japan Visitor.
Harga tiket termurah 160 yen, sekitar Rp 17.300. Namun penumpang yang akan berpindah jalur harus membayar tiket tambahan. Bagi penumpang yang sering menggunakan subway ini, situs pemandu wisata tersebut menyarankan membeli kartu PASMO atau SUICA, semacam abodemen di Kereta Rel Listrik di Jabodetabek. Kartu itu mahal, namun bisa memudahkan pengguna saat berganti jalur dan menghemat waktu dalam mengantri tiket tambahan.
Tokyo Subway beroperasi saban hari mulai pukul 5 dan kereta terakhir berangkat dari stasiun ujung pukul 24. Waktu tersibuk terjadi sekitar jam masuk dan keluar kantor, yaitu 7.30-9.30 dan 17.30-19.30.
Saat sibuk, Tokyo Subway menyediakan gerbong khusus perempuan yang diberi stiker merah jambu, untuk mencegah kejahatan seksual. Kereta yang sesak jadi pilihan para maniak seks, dikenal dengan chikan. Pada 2003, terdapat 2000 laki-laki yang tertangkap akibat pelecehan seksual di kereta di Jepang. Angka itu dinilai hanya pucuk gunung es, sebab diperkirakan hanya dua persen korban pelecehan yang melapor.
REZA M
Categories:
berita News
0 Responses
Posting Komentar